Rabu, 28 Desember 2016

Akhirnya Beli Malish Aria di Star Toys Rent Surabaya

0 komentar
Jadi menurut saran suster novi sebagai konsultan laktasi, saya dianjurkan untuk memompa payudara supaya mengurangi kencengnya.

Nah berhubung dari dulu mupeng beli pompa elektrik dual pump, inilah kesempatan sayaaa. Hyahahahahhaha........ Meskipun sebenarnya saya juga gak kepingin kena semi mastitis ini. Sakiiiit....

Akhirnya si mas bojo terpaksa deh beliin, hehehhe... Soalnya kalau pakai yang di rumah, manual single pump, ya kithing tanganku.

Pilihan sayahhhh jayuh ke malish aria yg warnanya pink ituuu.... Meski anakku laki-laki, dan saya juga bukan pecinta pink, tapi seneng aja gitu pompanya lucu.

Dari berbagai review yang guwehhh baca di internet, pompa ini nyaman sekali dipakai untuk mobilitas tinggi, karena bentukny kecil sekali kayak hape. Lalu suaranya lembut, gak berisik, mirip sama getar hape.

Meski guwehhh adalah fulltime new mom dan pengangguran tingkat tinggi, tapi tetep pengenlah yang bisa dibawa kemana-mana. Praktis dan gak ribet jaya. Tapi alasan utama ya karena warnanya pink seh. Huhuhu...

Sebenarnya sudah browsing dari dulu, untuk  nyari toko penyedia malish aria ini di surabaya. Biasalah impian kosong, tapi terwujud juga ternyata.... heheheh.... meski dengan cara pahit.... Ada toko namanya star toys rent di instagram yang menjual dan juga menyewakan pompa.

Nah harganya sih Rp.1.530.000 setara cincin emasku atau beli tv led yang paling kecil dan bisa hdmi. Sebenarnya ada yang lebih murah, Rp.1.300.000, tapi lisensi malaysia, jadi kalau ada apa-apa gak tanggung jawab itu yang jual soalnya gak diterima service center Indonesia. Nah toko star toys rent ini rupanya toko yang mendapat pengakuan resmi dari malish indonesia untuk area surabaya, alias distributor resmi gitu loh...

Berhubung butuh cepat karena udah kesakitan karena puting mlethek, saya segera mengontaknya. Bilangnya sih surabaya ongkir gratis dan diantar ke rumah.

Tanpa ba-bi-bu, langsung deh kukontak itu orangnya. Agak telat sih ngontaknya jam 7 malem gitu. Eh tapi orangnya bersedia loh kirim ke rumah.

Sementara mertua yang hebring mampir ke rumah nengok cucu, guweh menunggu star toys rent kirim malish aria impian. Xixiixi....

Tak lama, Datanglah bapak-bapak tionghoa bertubuh tambun dengan kaos putih dengan membawa kresek puyih berisi malish aria dual pump impian. Horeeee...

Setelah melakukan pembayaran di tempat, dan serah terima kartu garansi, saya pun dijelaskan cara pemakaiannya maupun kelemahan malish aria ini.

Waduh baru tau ya ternyata malish aria ada kelemahannya segala... *Nangis* kirain tanpa kelemahan, soalnya bagus sih.... Pink lagi.

Pertama, selangnya itu jangan sampai dicuci, atau pokoknya jangan kena air. Pun kalau terpaksa dicuci, pastikan airnya sudah kering bila akan memakainya. Kenapa, karena kalau ada airnya, nanti airnya kesedot masuk ke mesin. Trus mesinnya rusak. Hore.
Kedua, mungkin harus hati-hati saat melepas selang, karena karetnya bisa lepas juga. Karetnya sih ada dua, kalau lepas satu masih bisa. Nah kalau sudah lepas semua, akhirnya gak bisa dipakek. Hore.

Meskipun star toys rent juga jual sparepartnya semua, tapi ya kalau bisa jangan sampai rusaklah. Tapi kalau kelemahannya itu, insyaallah amanlah kalau pemakaiannya hati-hati.

Sebagai info, Malish aria ini akan berhenti sendiri setelah 30 menit pemakaian. Kenapa gitu, soalnya ada merek lain, lupa namanya, gak berhenti sendiri. Akhirnya pas mompa, si ibu menyusuinya ketiduran. Akhirnya kebakar itu mesinnya. Hiiii...

Pemakaian awal, malish aria ini sedikit melakukan pemanasan, setelah semenit-dua menit, baru melakukan penyedotan yang sesungguhnya. Penyedotannya bisa diatur sampai level 9. Kalau saya sih level 4 sama lima udah cukup ya. Soalnya sakit. Hix....

Trus kalau habis pakai, jangan ditinggal dhag. Setidaknya bilas atau direndam, ini disebabkan walau bagaimanapun, asi adalah darah. Jadi bersihkan dululah.

Malish aria ini bisa digunakan lewat listrik dengan colokan ponsel, dan powerbank. Nah sayangnya colokan yang disediakan ini pakai cucuk tiga, jadi harus dikonversi ke cucuk dua. Biasanya bapak star toys rent inj akan memberi bonus konversi colokannya, tapi lupa gak mbawak..... Yah... Beliau pun minta maaf sebesar-besarnya.

Trus dapat cooler bag juga. Bilangnya cooler bagnya lagi habis, jadi sayahh dikasih display. Gak papa wes pak, asal fungsinya normal semua.

Wah seru ya malish aria ini. Sementara ini saya senang sekali atas performanya. Dan penampilannya. Xixixi... Sampai bikin princess dija hebring dan iri. Kok gak milih yang ijo, gitu katanya. Dianya iri kok aku milih yang pink. Heheheheh,....

Selasa, 27 Desember 2016

Ke Klinik Laktasi RSIA Lombok 22 Flores

0 komentar
Si dagu pentol ini sudah hampir dua bulan. Tapi emaknya ini masih kesulitan dalam menyusui. Meski beratnya sudah naik signifikan, namun perjuangan emaknya tidak kudah karena selalu kesakitan tiap menyusui...

Karena sudah gak tahan lagi menerima kenyataan, emaknya ini pergi ke klinik laktasi yang disediakan rsia lombok 22 flores. 

Janji dibuat ubtuk konsultasi dan dijadwalkan selasa pukul 11. Berhubung belum konfirmasi lagi akhirnya diselat pasien lain jam 12nya. Karena susternya shikat dulu akhirny diundur jam 1. Gak papa wes.

Akhirnya pas masuk rs lombok 22, konsultasi laktasi dilakukan di poli bekas ruangan gigi. Awalnya mau diletakkan di ugd, berhubung polinya sudah kosong jadi bisa diberdayakan deh.

Ruangannya lucu dengan sprei dan bantal warna pink. Meski bukan warna favorit gueh, dan anak gueeeeehhhh bukan perempuan, tapi tetep seneng ya. Unyuuuu gitu.

Konsultasi laktasi ini ditangani oleh sustwr novi yang saya ingat sempat jaga saat saya melahirkan dan membantu saya pipis pasca melahirkan. Hiiii jadi ingat momen-momen itu.

Suster novi sangat sabar dan memberikan penjelasan begitu lengkap, termasuk membawa peralatan tempurny yang begitu keren, termasuk replika payudara, bonrka bayi, maupun buku-buku laktasi.

Disarankan payudara ku yang kebanyakan produksi ini untuk diponpa sesering mungkin karena overload. Overload ini mengakibatkan payudara menegang, mengencang dan membengkak. Untuk menguranginya harus dipompa dan dikonpres air hangat dambil dipijit-pijit ke arah puting.








Katanya harus sabar memang sakit dan meleuph. Kalau melepuh fan lecet disarankan dioleskan asi ke payudara.

Masih banyak penjelasannya sih, tapi ntar lagi deh nulisnya. Iseng-iseng nimbang fi bagian administrasi, si dagu pentol ini beratnya 6,05kg. Wooo hebaaat.. Alhamdulillah...

Pokoknya aku mau pompa elektrik malish aria yang pink itu. Belikan ya mas bojo...

Selasa, 20 Desember 2016

Imunisasi BCG

0 komentar
Si dagu pentol saatnya imunisasi bcg yang memang diberikan sebelum usianya dua bulan. Berhubung dr.effendy lagi sakit, akhirnya imunisasi ke dokter retno yang praktik di rs muslimat, tempat dimana anak harum ini dulunya direncanakan akan lahir...

Sdh terlambat jadwalnya dari dr effendy, jadi akhirnya ikut dr retno saja di jadwal praktik malam.









Sempat dag dig dug ya beratnta si mulut lincip ini berapa. Fyuuuh Alhamdulillah sdg 5,510 kg. Nah si anak mohawk ini pas ditimbang malah tidur. Kata oma, gimana kalau tidur disini aja ditinggal gitu ya. Xixixii....

Sengaja pakai baju seksi jaga-jaga kalau disuntik pahanya.

Pas masuk ruang dokternya jelasnya saya langsung grenyeng-grenyeng, soalnya si emaknya ini takut suntik. Keluar dulu deh trus denger suara bay nangis rasanya keiris gitu atiku...

Kasian nak.. gak tega rasanya. Nangisnya gak berhenti gitu.

Nanti suntik DPaT kalau sudah dua bulan ya.. *nangis*

Tumpengan Si Dagu Pentol

0 komentar
Jadi, si anak hanzolah ini belum  aqiqah dan belum pula diselamati di antara pegawainya bapakku di toko. Aqiqah masih dalam perdebatan menggunakan vendor aqiqah mana dan di panti asuhan mana.

Setelah sempat tertunda seminggu, akhirnya acara selamatan diselenggarakan kecil-kecilan dengan menggelar tumpeng.

Seperti biasa, kami memilih tumpeng karena praktisnya dan megahnya. Ini bukan aqiqah, sehingga bukan kambing yang disajikan, tapi ayam.

Si dagu pentolnya yang diselamati malah bubuk saat acara digendong oma. Aba yang salah-salah terus menyebut zaki sebagai ajis (xixixixi...) memimpin doa di hadapan tumpeng yang dikelilingi oleh pegawai toko. Ah... serunyaa... hehhehe

Setelah berdoa, tumpeng langsung diserbu dan menjadi santapan bersama. Tumpeng yang pesan di depot giri jaya langganan ibuk itu pun ditemani oleh sebotol teh pucuk untuk tombo keseretennya. Xixixixi....

Alhamdulillah, semoga dengan selamatan kecil-kecilan ini, si kecil hanzolah dan semuanya yang hadir mendapat berkah amin-amin yaa robbal alamin.....

Selasa, 13 Desember 2016

Selapan Si Dagu Pentol

0 komentar
Dalam sebuah pertengkaran rumah tangga kami yang dibumbui hormon kehamilan tiba-tiba musuhi semua orang, disepakati jalau aqiqah diselenggarakan di panti asuhan saja. Lebih manfaat, lebih barokah. Daripada dikasih ke tetangga yang kebanyakan cincong.

Dalam hatiku aman wes, setelah ditilap kemarin di acara empat bulanan kehamilan yang diselenggarakan tanpa seizin yang hamil ini. Susah payah hamil, eeee kurang ajar banget bojo lancang ngadakan tanpa izin gue.

Ternyata mertua masih ngeyel ngadakan acara lagi, saking kepinginnya bikin acara. Bisa jadi karena faktor tetangga yang kebanyakan cincong dan nanya-nanya, nagih-nagih kapan ngadakan acara. Berhubung aqiqah ditaruh di panti, mereka adakan acara gak penting : selapan.

Allahuakbar.
Saya merasa dijebak.



Akhirnya karena undangan disebar mau gak mau gueh dan si dagu pentol boyongan ke Surabaya hanya untuk ngikutin acara ini.

Yaa Allah. Cuapek ya perjalanan malam-malam. Mana dagu pentol jadwal nangis malamnya gak berhenti-berhenti.

Sampe di rumah Surabaya, mertua gak berhenti gendong dagu pentol, sampai bisa dihitung deh berapa menit dagu pentol mancek kasur karena saking seringnya digendong.

Nangis mbatin aku, bikin aturan-aturan sendiri, dilanggar-dilanggar sendiri.

Malam itu dagu Pentol nangis sepanjang malam, dan mertua bantu gendong DENGAN CARANYA. Digoyang-goyang keras. Allahuakbar, untuk anak segitu harusnya belum boleh.

Nangis Mbatin.

Di rumah mertua, Dagu Pentol gak boleh nangis. Karena malu kedengaran tetangga. Kemepetan rumah.

Esoknya malam acara. Sekitar dua puluh orang ibu-ibu tetangga rempong datang. Ngajinya belepotan, sambil dibaan pula. Biasalah kurang santri, jadi ngajinya sebisanya gitu. Mana mau makan pake doa makan bersama-sama segala kayak anak tk.

Gak lupa ngundang keluargaku. Saking takutnya aku sendirian disana. Ada mbak evi, mas agung dan mbak anis bojonya. Oma safir, abah mak, serta anak-anaknya. Trus ada mbahbuk dan oma lilib juga. Oma luk dan oma Yuyik juga datang. Termasuk abah shrek.

Tari, rudi dan bio datang. Ayu gak datang karena ada rapat. Seperti biasa, Nazi ingkar janji setelah kebanyakan php. Sudah kuduga.

Malam itu oma luluk pulang, kuputuskan pulang seketika. Sebelum si mulut lincip nangis semalaman lagi.







Kamis, 17 November 2016

Free Massage dan Tutorial Bath Pasca Persalinan dari RS Lombok 22

0 komentar
Rupanya, rumah sakit lombok 22 memberikan gratis beberapa fasilitas pasca persalinan. Ada tiga fasilitas yaitu fasilitas potong rambut gratis, diskon 10ribu untuk kontrol ke dokter anak, dan free perawatan massage dan  tutotial mandi oleh perawat yang datang ke rumah berupa kupon. Tiap jenis fasilitas gratis ini dengan batas waktu penggunaan yang beragam. Selain itu ada pula free cetakan kaki gratis..



Berhubung saya tidak rela anak hanzolah yang gondrong ini dicukur rambutnya, jadi kupon cukur rambut : medhag.

Berhubung dokter anak yang akan kami percayakan dalam tumbuh kembang si dagu pentol ini maunya di jombang dulu saja, kupon diskon kontrol dokter anak : nganggur. Toh ya diskon mek 10ewu ae lho. Gak sumbut.

Nah, tinggal kupon pijet gratis dan tutorial mandi yang susternya datang ke rumah gang paling memungkinkan untuk diberdayakan.

Saya lalu mbuat perjanjian dengan rumah sakit lalu mrngatur jadwal dengan suster yang akan datang ke rumah. Kupon ini terbatas hanya  berlaku seminggu pasca persalinan.

Hari-H tiba dan saya pun berangkat dari Jombang ke Surabaya dengan seabrek agenda, yang diantaranya memberdayakan satu-satunya kupon yang bisa diberdayakan.

Saya sengaja membuat jadwal agak siang karena khawatir ada macet di perjalanan. Biasalah. Perjalanan Jombang-Surabaya itu gak semudah kedipan mata karena tol nya belum jadi selama lebih dari 20 tahun. Semoga Pak Jokowi segera meresmikannya. Aamiin.

Sesampainya di rumah surabaya, kami langsu g mempersiapkan aneka bakelan yang duperlukan, salah satunya baby oil yang memang diperuntukkan untuk pijat bayi, sesuai arahan dari susternya.

Lama ditunggu, mbak suster pun tiba dengan seragam biru kebesaran rs lombok 22 flores.

Wooo... tanpa babibu, mbak yang ramah ini lalu menjelaskan tata cara pijat yang diperuntukkan bayi. Setelah sebelumnya melakukan pengamatan bagaimana cara saya menyusui untuk.melihat benar+tidaknya pelekatan.

Pijat bayi memang berbeda dengan pijat dewasa. Pijat ini diberikan hanya dengan mengelus dan mengusap bayi, tanpa menekan kulit bayi sama sekali. Tentunya dengan lumuran baby oil yang sudah dipersiapkan oma. Hehehhe.....

Kemudian, bayi pun dipijat satu per satu bagiannya. Tangan, kaki, punghung, perut... si dagu pentol tampak menikmatinya.

Setelah dipandu mengenai pijat bayi, mbak susternya bilang saya bisa melakukannya sendiri di rumah sesuai arahan tadi. Sehingga bisa melancarkan sirkulasi darah anak. Manfaatnya juga beragam, selain bisa membuat anak rileks, juga mengurangi tingkat rewel karena bayi selalu dalam keadaan nyaman.

Dari sesi pijat, langsung sesi mandi, yang mana si dagu pentol ini dimandikan seperti cara mandi bayi pada umumnya.

Tutorial mandi ini diberikan karena memang biasanya ibu baru masih belum terlalu telaten memandikan bayi, sehingga diajarkan cara-cara memandikan setidaknya supaya pengetahuan dan kemampuannya bertambah.

Si dagu pentol tampak menikmati sesi mandinya. Selain itu, dia juga mancal-mancal saat dimandikan dalam posisi terbalik. Bayi berusia seminggu mancal-mancal, ngeri gak seh.

Setelah mandi, beberapa wejangan maupun tips diberikan oleh mbak perawatnya.

Diantaranya :
Bayi tidak perlu dibedong terlalu rapat, karena akan menghambat pergerakannya dalam latihan gerak motoriknya.

Besong rapat bukan untuk mrluruskan kaki bayi. Kaki bayi memang bengkok hingga usia satu-dua tahun. Setelahnya akan lurus sendiri. Pun kalau misalnya ada cacat bawaan, pasti langsung kelihatan.

Bayi tidak perlu dibedaki karena akan menutupi pori-porinya yang super kecil itu..

Saat bayi sumuk, bolehlah pakai kipas angin, tapi jangan terlalu nggebes. Penggunaan AC lebih baik di suhu 24-27 darojat.

Dan beberapa wejangan lain yang aku lupa....

Selesai acara, si mbak perawat berpamitan. Kami mengucapkan terima kasih. Tak lupa lapis kukus surabaya yang lagi booming padahal aslinya dari bogir itu, kami bawakan sebagai buah mata.

Terimakasih banyak....


Selasa, 08 November 2016

Giving Birth Process Part 7 : Flop!!!!

0 komentar
Dr. Amang sudah siap dengan baju kebesarannya. Perawat yang menyiapkan perlengkapan dan beberapa yang lain ikut masuk. Sesekali dr amang menyapa para kru yang lain sambil geguyonan apaan gitu di sampingku, dan ada satu ibu-ibu yang sedikit senior. Sepertinya itu bidannya yang bertugas membantu persalinan.

Lampu sorot dinyalakan dan posisiku siap untuk melahirkan. Sesekali berasa kontraksi. Tapi intensitasnya menurun. Rupanya masih bukaan sembilan.

Saat dicek detak jantung bayi, dengan alat yang lucu itu, rupanya detak jantungnya tak beraturan, sehingga intensitas kontraksi menurun. Bisa jadi karena si jabang beybeh kelelahan akibat lamanya durasi mendobrak pintu dan ketuban yang mulai menipis.

Akhirnya diputuskan penambahan oksigen pada si ibu, yang notabene gueh, dengan corong oksigen yang lebih besar, bukan hanya selang seperti sebelumnya. Saya diminta untuk menghirup oksigen dalam-dalam supaya tersalur ke bayi dan memudahkan kemunculan kontraksi lagi.

Nah, disini susternya sempat ditegur halus sama dokter amang, karena terlalu lama menyiapkan oksigen untuk pasien. "Ayolah cepat... Jangan lamban.", Kata Dr. Amanv ke susternya. Setuju banget. Rasanya dari tadi mereka tampak santai sekali menyiapkan aneka perlengkapan.

Meski kontraksi menurun, saya masih sempat merasakan sedikit kontraksi dengan sensasi pengen ngeden dengan sendirinya.

Dalam fase ini saya tidak terlalu ingat bagaimana urutannya. Tapi ingat kalau dr. Amang instruksi ke suster untuk mengambil gambar lewat ponselnya. Trus posisiku pokoknya tangan kanan megang tangan suami, tangan kiri megang tangan ibuk. Baik banget ya rumah sakitnya gak ngusir salah satu. Salut wes.

Dr amang bilang, kalau bayinya masih belum terlalu turun, meski sudah bukaannya banyak. Di sisi lain, guwehhhh sebagai yang ngeden ini kadang ada sensasi pengen ngeden sendiri. Sampe dilarang sama dr amang, "jangan ngeden dulu, atur napas..."

Yah namanya manut ya, coba atur napas juga sudah sulit tapi ya tetep berusaha. Berasa keringat mengucur dari dahi. Dan ak sempat ngusap dan minta minum ke suami. Si mas bojo dengan sigap gupuh dan bingung langsung ambilkan dan kuminum sebisanya.

Tiba-tiba ada sensasi pengen ngeden gimanaaa gitu. "Aduh aku gak bisa.... gak bisa ngempet ngeden.... Hiiiiiiiih...", Sampe bersuara aku. Kata Dr amang jangan bersuara. Iya juga seh, setelah bersuara jadi haus ak pengen mimik lagi. Tapi adik bayinya belum juga keluar. Nah dalam detik itu kayaknya aku sampe ngeluarin ngengek deh. Gak sengaja saking ngedennya gitu. Jadi baru sadar itulah fungsinya ember...

Kembali aku mikir : semua kru disitu, baik suster bidan dan dojternya sudah ribuan kali nangani orang melahirkan. Jafi gak sedikit dari mereka yang ngengek. Jadi gak usah malu. Ayo, Konsentrasi ke persalinan.

Masih ditunggu, hingga akhirnya dr. Amang putuskan untuk ambil tindakan vacuum.

Dalam keadaan gitu guweehhhh masih sempat mikir : "waduh nih nambah ntar billingnya..." Soalnya kalau diambil tindakan vacuum kan nambah duit sekitar dua atau tiga Jeti gituh.

Aku gak inget kejadiannya, soalnya gak lihat dan gak kerasa. Mungkin karena pengaruh bius. Tapi kata masku dikira kop vakumnya kayak sedot wc gitu, tapi ternyata enggak. Kop vakumnya kayak corong lampu luar yang terbuat dari besi. Wihh... Gak papa taa itu..

Mesin vakumnya cuma berfungsi sebentar saja. Zzuuuung...... Lalu berhenti, tapi bayi belum keluar. Lalu aku diminta untuk berbaring setengah duduk, dengan dibantu ibu dan masku dan beberapa suster. Dengan keadaan dagu menempel dekat dengan dada. Lalu ada suster yang bantuin dorong perutku yang isinya adik bayi turun ke bawah. Rasanya mirip dirukyah.

Trus aku minta minum lagi. Trus tiba-tiba aku pengen ngeden lagi, trus aku sempat bilang aku gak bisa nahan ngeden maaf ya. dan mungkin ada sekali dua kali aku ngeden bersuara lagi sampe dibilangi lagi jangan bersuara. Sampe ibuk pun bisikin jangan bersuara. Tapi ngeden yang ketiga wis gak bisa nahan lagi aku tetep bersuara, tiba-tiba flop... Kulihat makhluk yang berwarna abu-abu keluar dari bagian bawah tubuhku.

Dr. Amang perintahkan perawat untuk matikan ac. Mungkin karena kehadiran si jabang beybeh ini biar gak kedinginan.

Saat flop itu aku terheran-heran sekaligus lega selega-leganya umat.

Makhluk itu langsung diletakkan di dadaku. Dr. Amang menyapa si orok ini dengan berkata, "maaf ya, capek ya?". Lalu karena belum menangis bayinya diberi selang apaan gitu trus menangislah si orok. "Oek...oek.."

Yang kupikirkan saat itu adalah, jelas aku bingung. Sempat kupegang tangan kirinya yang warnanya masih abu-abu itu. Dalam hati ku berkata, "makasi ya nak, sudah bantu ibu lahir lewat persalinan normal, maaf ya lama tadi sampe divakum ya....".
Lalu sebentar saja berhubung aku bingung jadi lupa gak IMD.

Masku lalu diminta oleh Dr amang untuk mendekat padanya. Lalu dipersilakan oleh Dr amang untuk memotong plasenta bayi.
Kemudian Si orok langsung dibawa ke ruang bayi, dan ibuku langsung ngikuti kesana.

Selanjutnya, masku diminta mendekat ke arah bagian bawah tubuhku. Berhubung ak masih bingung-bingung takut-takut gimana gitu ak diem aja. Ternyata masku dipersilakan oleh dr. amang menarik plasenta yang tersisa di rahimku. Seketika flop, sisa plasenta keluar dan byorrrrr darah jatuh ke ember yang sudah disiapkan.

Inilah istimewanya dokter amang, dalam keadaan gini suami diberikan kesempatan untuk berkontribusi dalam persalinan lebih dalam semampunya, dan dalam panduan dokter. Untung ya aku juga milih suami yang istimewa, yang gak kabur lihat darah, yang tangguh dan mau bantuin ginian.

Suster yang tadinya ditugasi memotret juga masih sigap sentosa mengambil gambar. Sempat aku disuru senyum. Wes gak mikir senyum yo. Ini bingung-bingung gak jelas iki.

Sembari suster Lainnya bergegas membereskan perlengkapan, masku menerima plasenta dan mengikuti ke ruang bayi untuk mengadzani si orok.

Tinggal saya sendiri dan dr amang dan seorang suster di ruangan. Rupanya ini adalah saat dimana emplukku dijahit.

Berhubung mungkin masih sakit karena melahirkan, dan masih sisa bius yang tadi yang kapan nyuntiknya bahkan saya tak tahu, rasa saat dijahit gak seberapa sakit. Cuma agak sedikit horor dimana ada sensasi benang keluar dan masuk diantara emplukmu gituhh.

Karena mulai sumuk dan masih keringetan bekasnya melahirkan tadi, aku minta ac-nya nyalakan opoO.... Trus dinyalakan sama susternya.

Sesekali dr. Amang atau suster bergantian memencet perutku. Dan byorrrrr keluar cairan yang siap jatuh ke ember. Itu bukan lagi ketuban, tapi darah. Pemencetan itu berfungsi untuk membantu mengeluarkan sisa 'jejak kehamilan' dari rahim.

Kadang aku masih njerit ketakutan, meski gak sakit rasanya. Ada byorrnya itu waktu dipencet. "Hiiii apa ituuuu..... ", Kataku. Kata dokter amang wong gak diapa-apain kok njerit. Yaa habisnya ada geli dikit sih.

Kerasa jahitannya agak banyak. Dan kayaknya pantatku sobek juga. Ini halusinasi ku apa gimana, tapi kayaknya sobeknya menyamping. Mungkin karena aku heboh tadi ya jadi agak gak sesuai prosedur. Xixixi. Wes gak urus aku jahitan berapa, aku juga gak berani nanya. Pokoknya si jabang beybeh sudah lahir normal selamat wes sukur Alhamdulillah pol gak karu-karuan.

Trus dokter amang bilang, "nanti kalau sudah sembuh, ayo dicari lukanya. Kalau ketemu nanti tak kasih hadiah". Haduh... Wes gak mikir nyarinya lhoooooo...

Lalu dokter amang bilang, oke udah selesai. Selamat ya, sambil tersenyum ke aku. Aku cuma mewek gitu, antara senyum sama nangis gimana gituhh. Terimakasih...

Giving Birth Process Part 6 : Dokter Amang Datang !!!

0 komentar
Dokter amang datang sekitar jam setengah tujuh atau jam tujuh-an. Lupa aku, karena sudah males noleh dan mikir soalnya sakit yo kontraksinya. Entah kenapa aku ada sensasi ngeden sendiri dikit. Aku heran ya kan masih bukaan empat.

Dokter amang datang pakai kemeja putih garis vertikal. Lihat dokter amang itu rasanya kayak ayem gitu. Namanya ibu melahirkan ya kalau lihat dokternya datang meski gak diapa-apain itu agak tenang gimana gitu. Rasanya ada sedikit kelegaan, feeling save... dan mbatin, oo wahai dokterku, lihatlah aku ini...

Dokter amang datang dan memberi penjelasan tentang pertimbangannya untuk memberikan induksi, karena ketuban sudah bocor duluan, sehingga 1x24 jam sudah harus lahir. Sedangkan waktunya sudah hampir habis tapi bukaannya masih bukaan empat.

Jadi induksi ini bertujuan untuk mempercepat bukaan. Pertimbangan ini bisa dilakukan karena melihat kontraksi yang sudah bagus yakni sekitar 4 menit sekali. Induksi ini diberikan dengan dimasukkan ke selang infus dan tidak berpengaruh apa-apa pada ibu.

Induksi ini diberikan atas persetujuan dokter, sehingga dokter amang nya memang harus hadir meski bukaannya masih sedikit.

Lalu melihatku yang kesakitan, dokter amang memberikan opsi anestesi yang disuntikkan di punggung itu. Batinku aku takut disuntik yo. Tapi ngrasakno kontraksinya makin sakit aku rela wes. Mana ibukku ya kasian lihat aku kesakitan ya langsung hu-um gitu. Si mas bojoku ya bingung ya manut ae.

Yang di kepalaku cuma terngiang :
"Aku bisa,
Aku sehat,
Aku gak papa,
Aku mampu,
Semua wanita mengalami ini
Sakitnya tidak akan diberikan Allah di luar batas kemampuanku"

Trus dokter amang kelihatan riwa-riwi di depan ruangan bersalin ngurus apa sama suster gitu. Mungkin nyiapin induksi gitu ya.

Tapi kok kelihatan mau pergi gitu ya. Trus ak nanya dari dalam ruangan dengan segala sakitku iki, "dokter amang mau kemana..." Sambil mewek. Tapi ini mereknya serius yo. Sakittt.
"Mau ke sebelah," jawabnya. Mungkin ada pasien lain yang perlu ditiliki gitu ya. Tapi bisa jadi dia mau kemanaa gitu, tapi bilangnya gitu supaya aku gak panik ditinggal. Wes kadung ayem ada dokter amang, lha kok malah pergi.

Trus aku bilang, "dokter, aku kok berasa pengen ngeden gimana gitu ya.. gimana ini.."
Trus dokter amang masuk lagi dan ngecek VTku lagi. Pas dicek wis gak nemen berasa sakit ya, soale wis kesakitan krn kontraksi gak karu-karuan rasane. Pas diVT itu rasane mak sludur gitu di emplukku. Wihhh kok gampang masuknya, batinku.
"Lho ini sudah bukaan tujuh..." Kata dokter amang.

Hah??!!!??! Apa???!!!! Sudah tujuh???

Alhamdulillah cepat sekali ya, cuma setengah jam dari bukaan empat sudah langsung tujuh. Padahal induksinya masih disiapin.

Trus dokter amang pun perintahkan para suster untuk menyiapkan peralatan persalinan. Nah pas perintahkan itu kan orangnya ada di samping kananku. Berhubung ada beliaunya, ibukku minggir dan otomatis aku gak ada pegangan. Akhirnya aku malah pegangan dokter amang.

"Maaf ya dokter...", Sambil meringis gitu. Dokter amang senyum. Tapi berhubung prekesku lama ya karena kontraksinya makin sensasional, doter amang bilang, "waduh, bisa patah ini tanganku.. hehehe". Aku cuek aja gak urus sama meringis dan tetap prekes wes. Soale sakit yo... Trus masku bilang, "ini dokter, tangan saya sampai biru dan kecakar-cakar.." dokter amang ketawa, trus pergi. Trus orange ngilang. Hah??? Kemana lagi? Haduh.

Nah yang gak asik ini, karena susternya kok santai gak sigap blas gitu pas nyiapinnya. Atau mungkin akunya yang gupuh ya, jadi lihat susternya nyiapin kayak pengen bilang : age-age ndang tala suster... Gitu.

Sakitnya makin jadi di perutku. Grade sakitnya bertambah. Sambil nunggu suster lelet nyiapin aku sempat pegangan tiang infus aku sampe tiang infus nya hampir roboh. Suakit yo..

Aku gak terlalu ingat urutannya. Pokoknya ada banyak alat. Bahkan ada lampunya gitu. Trus disiapin ember segala. Mungkin buat nampung darah yang keluar.

Trus kasurku itu ternyata bisa dibelah jadi dua. Lalu pas dibelah, posisiku dibetulkan. Kemudian dipasang gantungan kaki buat ngeden gitu kali ya. Ampun wes macem-macem peralatannya. Lampunya dinyalakan, dan dokter amang datang sudah pake baju operasi gitu, dan sepatu boots karet kayak mas arip, tukang bangunan di rumahku.

Aku bingung, diem aja, tapi manut ae wis. Dalam detik ini aku merasa kontraksinya kok berkurang ya..

Giving Birth Process Part 5 : Nyeri Kontraksi Makin Jadi

0 komentar
Selama jam 2 siang sampai jam 6 rasa kontraksinya makin jadi. Ada perasaan makin sakit tiap kontraksinya, dimana kontraksinya makin rapat.

Iya bener juga kalau tadi diminta lepas perhiasan. Kalau gak dilepas bisa ganggu aku mulet-mulet karena sakit kontraksi. Aku bahkan sering jambak-jambak rambut ubun-ubun karena saking sakitnya butuh pegangan. Sampe dimarahi ibuk deh, ngapain se jambak-jambak segala, kan nanti bisa botak coba.

Kalau dihitung-hitung, ku sudah melewati rekor kakakku dalam lamanya melahirkan. Kakakku mulai kontraksi jam 10 malam, dan sudah lahir pukul 3 esok sorenya. Dengan kesimpulan pukul 3 itu berarti sudah bukaan 10, jadi bayeknya sudah bisa hek pret lahir dengan sukses.

Nah, jam 4 sore, jam 5 sore ini pun, sayahhhh masihhh bukaan 3. Nunggu berapa lagi. Oo running out of time. 1x24 jam aku sudah harus melahirkan karena ketubanku sudah pecah duluan. Dan waktunya sudah hampir habis.

Allahuakbar.... Aku mulai takut. Masku dan ibuk dengan setia nungguin dan sekarang gak kuat aku megangi tangannya orang satu. Ibuk dan masku satu-satu megangi tanganku kanan-kiri. Makin sakit.

Pas ibukku sholat pun, sambil megangin tanganku karena kontraksi makin rapat, masku bilang kalau ayo sabar, nanti serahkan semua sama Allah. Trus dilanjutkan ngomong nanti manut apa kata dokter, kalau dokter punya keputusan dan pertimbangan harus Cesar, harus legowo.
Aku cuma manggut-manggut, karena emang ngerasa sakit banget. Wajar ya mgkn masku bilang gitu karena lihat aku kesakitan tapi gak brani gerak takut ketuban bocor.

Jam 6 akhirnya tiba. Pengecekan vt yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Mbak susternya sudah ganti lagi dan mengecek seperti biasa pengecekan berkala. Aku manut ae pokoknya.

Dan hasilnya saya masih bukaan empat. Allahuakbar... Sakitnya kayak gini masih bukaan empat?? Gimana nanti sakitnya bukaan lima, enam tujuh, dst... dan tiap bukaan butuh sekitar empat jam???

Yaa Allah, apa aku masih nututi melahirkan normal....??

Wes yang ada di kepalaku yang ada cuma bersyukur tok,
Alhamdulillah bukaannya nambah. Daripada enggak samasekali cobak.
Alhamdulillah ada ibuk dan mas misua bojo yang nemanin di ruang bersalin. Dua-duanya dibolehin masuk dan stay di ruang bersalin sama perawat.
Alhamdulillah aku sehat, gak ada sakit kayak kakakku yang sampe meninggal karena pre-eklampsia.
Alhamdulillah aku dapat kamar kelas satu, dimana kamarnya ready dan duitnya ada buat bayar. Coba bayangkan kalau gak ada duitnya trus aku melahirkan dan ditaruh di kamar yang sekamar empat orang gitu...
Alhamdulillah ruang bersalinnya privat.
Dan Alhamdulillah banyak lain lagi yang masih bisa disyukuri.

Dalam keadaan gitu aku berusaha memainset mikirku positif aja meski sakitnya makin jadi.

Trus habis pengecekan berkala itu perawatnya bilang kalau ini dilaporkan dr.amang dan mereka keluar ruang bersalin seperti biasa. aku wes gak urus ya pokoe sakit nih perutku kenceng. Mana makin sakit yes, nahan nyeri kontraksi sampai keringetan. Makin sumuk dan atur napasnya sudah makin heboh gak setenang tadi. Waktu dilihat pun kontraksiku sudah lima menit sekali, trus empat menit sekali, trus makin dekat rapi bukaannya masih bukaan empat.

Oo wahai adik bayi anakku sayang, ayo nak... Keluar yang pinter... Ibuk sayang pengen ketemu nak...

Trus susternya tiba-tiba masuk lagi. Dan bilang dokter amang sedang menuju kesini mau lihat keadaanku.
Padahal umumnya, untuk ibu yang melahirkan normal, dokter akan datang kalau bukaannya sudah banyak. Bukaan sembilan atau sepuluh gitu. Bahkan gak jarang dokternya belum datang tapi bayinya sudah lahir duluan. Kasuse mbakku banget.

Yaa allah Alhamdulillah......
Entah ya namanya orang melahirkan, ada dokternya datang, cuman ditiliki gak diapa-apain aja sudah senengnya minta ampun. Entah mungkin rasanya rodok ayem sebagai obat pelipur lara gitu.

Giving Birth Process Part 4 : Ujian Kesabaran

0 komentar
Antara jam 10 sampai jam 2, kontraksi teratur tapi lupa guwehhh gak ngitung intervalnya. Pokoknya prinsipnya, makin sakit makin banyak bukaan, makin banyak bukaan makin cepat datangnya persalinan.

Dalam taraf ini aku sudah gak bisa nyuri waktu tidur lagi. Mbak ransum Catering datang lagi nanyain makanannya sudah habis apa belum sambil bawa makanan baru. Astaghfirullah, makanan yg tadi aja belum habis... Keadaan kayak gini wes gak mikir makan yo. Sakitt..

Ibukku masih berjuang membujukku supaya mau makan. Aku makan dikit tok dan kontraksinya sudah datang. Akhire aku ilfeel males makan soale sakit yo, trus gak enak kalau di mulut ada makanan pas kontraksi. Tapi ibukku dengan sabar masih bujuk-bujuk aku supaya makan. Aduh...

Kadang ada petugas ibu-ibu cleaning service masuk buat bersihkan kamar. Trus ibukku dan mas misua bojo dengan setia nungguin. Padahal jatahnya yang nungguin satu ya. Heheheheh.... Biarin. Kalau ada mereka, itulah suntikan kekuatanku. Mereka juga gantian sholat dhuhur, dan sudah boleh pakai kamar pasien. Masku yang pilihkan ruangan kelas satu, sesuai permintaan ku yang minta kamar yang isinya cuma satu orang pasien aja.

Mas misua dan ibuk ya makin terampil bantuin aku pipis. Ak sering minum, jadi kemungkinan pipis makin besar. Aku wes dalam taraf gak urus mau ketuban keluar apa gimana, kalau kebelet pipis ya wes pipis aja. Dan tiap ada darah di pipis, biasanya ada bukaan nambah.

Sambil ngaji surat Maryam ibukku kadang masih ngangkat telpon ngurusi bisnis mebel keluarga yang emang repot ya gak bisa ditinggal. Jadinya aku pegangan tiang infus kalau pas kontraksi selama mas misua bojo gak dampingi mungkin pas sholat.

Nah ibukku pun sempat telpon Bu Enab, sahabat SMAnya yang sekarang berdomisili di kota suci dimana aku gak jadi haji karena hamil Bang Zaki ini. Siang itu ibuk telpon ya, di mekkah masih subuh. Bu Enab sempatkan ke Haram dan berdoa di depan Ka'bah untuk mendoakanku.

By the way, saya pun sudah siapkan ngaji ruqyah untuk kelancaran persalinan yang menjadi backsound saya setiap waktu. Ruqyah ini dipercaya melancarkan persalinan. Ya bismillah ae kusetel setiap waktu termasuk saat menanti bukaan selama kontraksi.

Nah jam 2 diperiksa VT lagi. Berikut pemeriksaan tensi, detak jantung bayi maupun antibiotik dan infus kalau habis. Jam ini dan jam 10 tadi sudah gak diperiksa ala seismograf, jadi gak seberapa nyiksa. Tapi kontraksinya ya nambah sakitnya. Saat yang mendebarkan karena aku ywes gak urus rasa sakit dicek VT ya, harapanku bukaannya sudah nambah aja. Suster yang meriksa ya ganti lagi. Yawes manut ae siapa yang bertugas ya.

Dan setelah dicek, masih bukaan dua, hampir tiga. Fyuuuh... Sakitnya makin jadi tapi bukaannya tetap belum banyak. Lambat ya, satu demi satu. Yang kupikirkan aku bisa sabar dengan sakit ini. Tapi apa waktunya cukup sebelum 1x24 jam?

Menanti pengecekan jam 6 sore. Empat jam setelah jam 2.

Kupasrahkan semuanya sama Allah.

Giving Birth Process Part 3 : Dalam Penantian

0 komentar
Dalam masa penantian ini kontraksi masih berjalan. Aku ingat ajaran hypnobirthing dokter amang yang kupuja itu. Percayalah bahwa melahirkan itu gak ada yang gak sakit. Dinikmati aja sakitnya dengan rileks. Jadikan mindset di kepalamu kalau ini sebuah proses yang normal dan gak papa. Rileks jangan panik. Atur napas bisa membantu.

Dalam taraf ini saya sih masih bisa rileks dan tanpa atur napas sih masih oke. Rileks maksudnya bukan rileks nyante-nyante ya, tapi masih tenang gak panik gitu. Kalau sakit yowes, ya emang gitu. Namanya kontraksi ya dimana-mana sakit. Kayak dilep gitu tapi lebih sakit.

Makin terang hari, perawat di RS Lombok 22 ini sudah ganti shift. Mbak-mbak suster semalem sudah ngilang, mgkn jadwal dia sudah berakhir. Ganti deh suster yang lain. Kelihatan dari waktu mbak suster itu tes tensiku aku lupa jam berapa.

Trus aku bilang kalau kebelet pipis ya. Tapi kebelet ngengek juga. Tapi ngengeknya masih dalam stadium yang awal jadi gak usah gak papa.

Ibukku jam 8an datang pakai baju tuneeca yang dihadiahkan mbakku. Datang-datang ibukku sudah nanya gimana keadaanku.
Lumayan masku ada yang gantikan nungguin aku. Jam 8an dikirim ransum nasi sarapan untuk penunggu dan pasien. Pakai nampan hitam kotak ala Jepang gitu. Sepertinya dari Catering diet, soalnya masku tadi sempat lihat mobilnya parkir di depan RS.

Mbak perawat pengurus Catering ini  mengingatkan kalau makanan ini paling lambat dimakan jam 12 soalnya rasanya bisa berubah kalau telat. Mungkin maksudnya mambu kali ya.

Gantian wes mas misua ngengek ta mandi ta apa gitu karena sudah ada ibukku. Ibukku langsung jalan naluri keibuannya dan tanpa ba-bi-bu langsung nawarin aku makan.

Sambil bujuk-bujuk gimana gitu akhirnya aku mau. Karena prinsipnya persalinan itu butuh energi besar, jadi jangan sampai kehabisan energi pas der persalinannya, sedangkan kita gak tau kan sampai kapan ini penantian bukaan kontraksinya.

Menu pagi itu adalah nasi tahu dan telur yang lucu. Entah gimana ya namanya orang kontraksi ya makan apapun tetap gak enak. Untung jeda kontraksi masih gak terlalu dekat jadi ada sela untuk makan. Karena mana enak sih pas kontraksi trus ada makanan di kulit jadi sama ngempet sakit trus ngunyah makan gitu kan nggak banget ya.

Ibukku gak komentar apa-apa, yah begitu mulia seperti ibukku sehari-hari yang gak kebanyakan cincong dan ngriwuki anaknya tapi selalu mendukung dan care sama anaknya setiap saat. Seperti masku, ibukku ya kuremas tangannya saat kontraksi datang.

Lheee jam 9an bulekku yang paling muda dan seumuran sama mbakku datang dan masuk ke ruang bersalin tempatku berjuang. Ikut nanyain kabar sambil nyemangati. Tambah rame lah ruang bersalin ku, karena mbahbuk, alias ibuknya ibuk datang. Wih rame yaaa ruang bersalinnya. Untung ya boleh masuk semua sama susternya, jarang-jarang lho ada RS yang bolehin. Astagadragon.

Mbahbuk datang ya seperti biasa nanyain dan langsung cium aku sambil bisikin, baca al-insyirah yang banyak. Ak sih cuma manthuk-manthuk diem aja karena wes males ngomong. Nah naluri keibuan dan kenenekan mbahku ini jalan dengan mijitin kakiku. Berhubung aku geli jadi ak nolak sambil mancal gitu wes. Gak tau aku kategori sopan apa gak wes mbuh ruwet gitu rasanya sakit yes.

Jam 10an suster yang shift pagi pas aku makan datang ngecek. Nah, bulekku sama mbahbuk itu masih nangkring di ruang bersalin. Malah rempon bahas lainnya. Astagadragon! Ini ruang bersalin yaa bukan kamar pasien... Berhubung aku kebelet pipis ya, jadi aku 'usir' itu dua orang biar gak ganggu proses pengecekan dan pipis.

Jadi waktu dicek, detak jantung bayi lagi pagi alat kecil yang mirip sama usg kecil. Dengar detak jantungnya ya lucu cepet gimana gitu. Trus ada suster lagi datang ngecek tensiku yang 130/70 yang masih dalam taraf normal. Naik dikit tapi masih normal.

Susternya yang ngecek lagi hamil juga. Anak kedua. Beberapa perawat lain juga bantuin. Kuminta mereka lakukan pengecekan kalau pas gak kontraksi. Karena sakitnya bikin aku susah telentang dan bekerja sama.

Padahal teorinya, kata susternya sih, kalau pengecekan makin bagus dilakukan saat kontraksi, jadi hasilnya lebih akurat. Salah satu suster bantu mijeti perutku pas kontraksi, berhubung aku geli jadi aku nolak. Nah untungnya susternya mau ngerti. Pengecekan dilakukan pas aku gak kontraksi, kalau pas kontraksi, selain meremas tangan mas bojo, kadang aku juga pegangan tiang infus soalnya sakit yo.. perlu ada yang diprekes.

Sambil ngecek infus dan antibiotik, susternya bilang kalau nanti kontraksinya tambah sakit. Dan itu yang dicari. Makin rapat jarak antar kontraksi, makin bagus itu. Berarti persalinan makin dekat dan biasanya bukaan makin nambah. Katanya gitu..

Ya semoga saja ya bukannya makin cepet.

Nah yang paling mendebarkan itu pas dicek VT ya. Antara takut sakit, sama harap-harap cemas udah bukaan berapa sih gueh.
Ternyata setelah dicek masih keset sodara-sodara, masih bukaan satu. Yes. Sabar ya.
Susternya pergi dan bilang nanti ya dicek lanjutan jam 2 siang..

Giving Birth Process Part 2 : Pengamatan Berkala

0 komentar
Selama perjalanan kumerasakan kontraksi. Belum seberapa sakit seh. Tapi ndredhegnya itu lho berkecamuk...

Sampe di RS Lombok 22 tampak sepi. Yg ada cuma beberapa orang yang merupakan petugas penjaga keamanan alias satpam yang sedang begadang. Jelasnya mereka gak begadang yey, karena emang kerjaannya gitu. Xixixi...

Turun dari mobil kelihatan kalau mereka sudah berpengalaman sekali menangani ibu yang akan melahirkan. Tanpa diperintah mereka sudah siapkan kursi roda untuk menjemputku dan menuju ruang bersalin. Jelaslah, malam-malam ada sepasang insan bertamu ke RS bersalin ngapain lagi cobak.

Pas turun dari mobil, ketubanku bocor lagi. Byorrrrr... "Haduh pak aku bocor lagi..." Kataku. "Ndak papa bu, monggo Langsung duduk aja.." kata pak satpamnya.
Ak manut ae wes. Pasrah Natakusumasari astutiwati.

Sembari si mas bojo yang sudah menghamiliku itu ngurus birokrasi yang mbuh aku gak tau apaan ya, aku didorong pake kursi roda ke ruang bersalin. Ruang bersalinnya di lantai dua.

Ada sebuah pintu yang menghadap lift, dan aku masuk disitu. Disana aku disambut dua perawat dan dimasukkan ruang bersalin.

Sebuah ruang bersalin yang benar-benar privat, hanya untukku seorang. Gak kayak UGD yang diceritakan Ratih saat dia melahirkan di bkia muslimat jombang.

Ruangan dengan satu kasur bersalin, dan kamar mandi dalam. Ada jam mereknya Edison, yang sama dengan merek jam ku di kamar. Di pintunya ada tulisan, segala kehilangan bukan tanggung jawab rumah sakit. Kok sampai hafal, karena seharian mataku menatap kesitu.

Ada kursi satu untuk penunggu dan dingklik kecil untuk naik turunnya pasien ke kasur.
Kamar mandinya aku gak sempat ngicipi, karena gak boleh bangun dari kasur, karena kasus ibu hamil yang ketubannya bocor di awal, gak boleh banyak gerak kuatir ketubannya bocor trus habis. Jadi harus dihemat itu ketuban buat mak sludurnya bayi.

Masuk ruang bersalin itu pintu langsung ditutup, dibantu seorang suster aku dibantu ganti baju RS yang kayak yukata tapi pendek, dengan tali di belakang.

Pas nglepas baju, byorrrrr lagi rasanya. "Mbak, aku byor lagi..." Kataku.
"Ndak papa bu, sini saya bantu. Lho gak pake softex tadi berangkatnya?" Kata susternya.
"Ndak mbak, ndak sempat. Gupuh kabeh." Kubilang.

Yang kupikirkan adalah : wes gak usah isin. Mereka sudah nangani wong koyok aku sak pirang-pirang, sakbajeg. Jadi sudah sangat biasa melihat darah, empluk, ngengek dan lain sebagainya.

Tapi aku selalu rajin bilang, "Maaf ya mbak," ke setiap suster yang sudah membantuku karena membuat mereka terpaksa berasa dalam situasi yang berurusan sama emplukku. Masio gak terpaksa ya karena emang sudah pekerjaannya, tapi aku tetep minta maaf wes.

Aku pun disuruh berbaring di kasur. Dan diberi selimut untuk nutupi bagian bawah badanku yg bugil. Berbaringnya disarankan menghadap ke kiri karena itu posisi terbaik dalam menunggu persalinan.

Trus aku bilang mbak, aku punya celana melahirkan, pake itu gak papa ya? Trus mbak susternya jawab katanya gak usah nanti mempersulit proses. Heala, tiwas beli celana melahirkan jauh-jauh mahal-mahal rek...

Kata mbak perawatnya, aku disuru nunggu disini selama persalinan. Lalu dipantau berkala,. Gak boleh bangun, gak boleh jalan karena takut bocor lagi ketubannya.

Karena bocor ketuban awal, jadi persalinan harus dilakukan sebelum 1x24 jam. Karena bocornya antara jam 12 dan jam 1 dinihari tadi, jadi maksimal harus bersalin sebelum nanti malam alias besok pagi dinihari.

Ndredheg aku. Adanya berdoa tok sama Allah, minta dimudahkan dan jangan sampai operasi Cesar.

Susternya bilang, aku harus dipantau berkala. Langkah pertama dipantau sudah bukaan berapa. Trus kubilang nunggu misua dulu ya mbak... Soale aku wedi kalau gak pegangan dia.

Sambil nunggu mas bojo datang, aku didata. Ditanyain sambil dicatat. Pertanyaannya seputar kehamilan dan pra persalinan. Kira-kira pertanyaannya ya kapan jam dimana ketuban pertama pecah, perkiraan berat bayi, jenis kelamin bayi, dll. Pak satpam yang tadi nganter masuk, bawa name tag ibu bersalin buat aku. Lho kok pak satpam yo. Xixixi mbuh wes, sakit.

Pas misua masuk sambil bawa aneka bakelan dari rumah. Saya pun siap ditindak..

Pertama disuntik dulu ya. Sesuatu yang paling kutakuti. Suntiknya bukan suntik vaksin sebenarnya, tapi untuk masang infus dan antibiotik. Karena ketuban pecah duluan, jadi harus dipasang antibiotik supaya gak infeksi. Gitu katanya mbak suster.

Trus karena sudah bocor duluan ketubannya, jadi untuk menjaga detak jantung bayi tetap stabil, si ibu alias guwehhhh dikasih oksigen lewat selang di hidungku.

Trus dicek juga suhu tubuh pake termometer. Nah, gak adiknya, termometernya bukan ditaruh di ketiak, tapi di anus. Gile, pas dicek, ak sempat njingkat gitu. Trus mbak susternya bilang ya memang ditaruh disitu bu, kaget ya, mungkin agak gak nyaman ya..
Gak nyaman apanya. Banget yo.

Pas di-VT aku kesakitan tapi tak mpet sambil pegangan masku wes. Berdoa wes bukaan lima gitu kek. Susternya bilang masih bukaan satu. Heala...

Trus dipantau detak jantung bayek. Sambil dipasang alat apaan gitu di perut malangnya perjuangan dikit soalnya harus ngangkat punggung. Takut bocor ketuban lagi aku.
Alatnya ini pemantauan detak jantung bayi dan gerakan selama kontraksi. Nanti ada kertasnya keluar kayak seismograf gitu.

Make alatnya aku harus telentang, trus kakinya lurus, selama 20 menit. Nah, pas 20 menit itu aku disuru megang alat apa gitu ya mirip tombol, kalau merasa ada gerakan jabang beybeh dipencet.

Nah ibu hamil kalau disuruh telentang kan sakit banget ya rasanya perjuangan gitu selama 20 menit sambil pegangan si mas bojo yang kelihatan nguantuk. Kasian yo.

Trus aku juga sempat dicek tensinya. 120/70. Hoo... Masih aman. Dan susternya bawa alat kecil kayak usg tapi bukan, buat periksa detak jantung adik bayi. Semuanya normal. Alhamdulillah.

Nah pengecekan ini dilakukan setiap dua jam. Jadi masuknya kan jam 1 ya. Saya dicek lagi jam 3 dan jam 5 pagi. Baik tensi, maupun alat kayak seismograf dan bukaan.
Berita baiknya semuanya masih normal, meskipun bukannya belum nambah.

Selama penantian itu, setiap berapa menit berkala saya merasakan kontraksi. Dimana kalau kontraksi ya pegangan sama si mas bojo misua ini. Jeda antara kontraksi ya disempatkan bubuk, atau mimik untuk menjaga stamina. Oiya, dilarang keras minum rumput Fatimah ya.

Jeda kontraksi sempat bubuk aku. Kafang masku yg bubuk trus pas kontraksi tak remas tangannya sampe kaget kebangun dia.

Perutku kan sakit ya, trus manggil suster. Trus aku bilang aduh kebelet pipis kebelet ngengek. Trus ak bilang pengen ke kamar mandi. Nah berhubung ketuban pecah duluan, aku gak boleh bangun dan pipis harus pakai pispot. Pipis dibantu mbak suster dan ternyata pas pipis juga ketubannya keluar juga. Makin takut wes aku pipis.


Setelah pengamatan jam 6, pengamatan dilakukan setiap 4 jam, bukan 2 jam lagi. Susternya bilang kalau segala perkembangan akan dilaporkan ke dokter amang. Trus ak diminta untuk lucuti semua perhiasan yang nempel di badan, soalnya kuatir ganggu pas kontraksi nantinya. Ya manut ae lah.

Masku bilang, kalau serahkan semua sama Allah. Dan nurut apa kata dokter ya. Aku cuma manthuk aja manut soale kontraksi sakit yo.

Sambil nungguin aku, si mas bojo misua ini sempatkan sms dan ngabari dan minta doa ke keluarga kalau guehhh sudah masuk RS dalam rangka mengeluarkan bang Zaki si jabang beybeh.

Pikirku ibuk mana... Ibuk mana...
Sempat nelpon katanya ibuk baru berangkat jam 6 nunggu supire cak imam. Hadoooo...

Ya inilah saatnya menanti..

Giving Birth Process : Ketuban Bocor

0 komentar
Tiba-tiba bangun sekitar jam 12 malam. Perut masih kerasa sakit. Tapi sakitnya gak sesakit waktu di McD.
Apakah aku akan melahirkan? Pun kalau iya, aku kok belum pernah ngerasain Braxton Hicks samasekali ya.
Kalau mau melahirkan kan ada tiga tanda, dan satupun aku belum ada tanda-tandanya
Batinku, kalo pun kontraksi sakitnya gini sih yo guaya aku. Sambil njoget-njoget diatas kasur sambil berbaring.
Pas ganti posisi pasca njoget dan meluk guling, *byorrr* ada sensasi semacam balon yang ada isinya air bocor lewat emplukku...

Seketika aku langsung tahu kalau inilah yang namanya : air ketuban pecah.

Wihhh tanpa ba-bi-bu aku langsung teriak manggil mas aa si bojo yang sudah menghamiliku.
"A.. air ketubanku pecah."
Si mas bojo langsung njingkat dari sleeping unbeauty-nya. Tentunya tanpa ba-bi-bu pula.
"Siapin mobilnya, apa-apanya semuanya ya. Telpon Lombok 22.." gitu kataku. Masku itu langsung telpon Lombok 22 Flores untuk pastikan kalau kamarnya ada. Berhubung semuanya sudah siap ya tinggal nyalakan mobil dan werrdorr berangkat.

Aku yang masih gak berani bangun dari kasur menunggu masku telpon RS Lombok 22. "Kamarnya ada dek, mulai kelas 1, VIP, sampe VVIP ada."
Alhamdulillah, pikirku. Anak harum ini pinter milih waktu. Makasih ya nak...
Bangun dengan dibantu si mas bojo, aku merasakan ketubanku mengucur lagi. Byorrrrr... Pas berdiri dari kasur, byorrrrr...
Pas ganti celana dalam, ada sedikit darah.

Ak pgn pipis. Pas lihat ke bawah cairan ketuban terlihat seperti ingus encer yg ada putih-putih nya. Hmm... Kalau kubilang mirip sup asparagus wes.

"Dek, semuanya sudah siap." Kata masku. Pelan-pelan aku jalan ke mobil takut ketuban pecah lagi. Mana kata Dr. Amang ketubanku mulai sedikit. Aku ketakutan kalau habis yey... Duduk naik ke mobil pun byorrrrr lagi. Haduh g tau wes.

Masku yg agak grogi pun berusaha tenang dengan perasaan berkecamuk. Kelihatan kalau dia semangat, bingung, excited, kaget. Campur semua wes.

Tampak satpam perumahan yang bingung dengan keberangkatan kami di tengah malam. Dikiranya mau nonton midnight kali ya..

Jumat, 04 November 2016

BAHAYA GHOIB DAN SPIRITUAL MENYIMPAN TALI PUSAR

0 komentar

TERKAIT kehidupan manusia, masyarakat Jawa mempunyai tradisi mengadakan selamatan, dimulai sejak manusia masih berada dalam kandungan, lahir ke dunia, sampai dengan kematiannya. Salah satu selamatan tersebut dinamakan puputan.

Biasanya, bayi antara umur sepuluh hari sampai dua minggu, tali pusarnya sudah putus. Setelah tali pusaratau tali pusat putus, lalu diadakan selamatan yang dinamakan puputan atau pupak puser. Puputan asal kata dari puput (bahasa Jawa), yang artinya putus. Tujuan selamatan ini agar bayi selalu diberi kesehatan dan keselamatan dalam hidupnya. Kemudian tali pusat tersebut dikeringkan dan disimpan.

Ada kepercayaan bahwa tali pusat ini mempunyai kasiat untuk menyembuhkan. Bila sang empunya tali pusat sakit, maka tali pusat tadi direndam dengan air panas beberapa saat, kemudian air diminumkan. Dengan meminum air hangat bekas rendaman tali pusat tadi, diharapkan penderita sembuh.

Adapun bagi Masyarakat bali Tali pusat dipercaya sebagai pelindung karena sejak dalam kandungan tali pusat menjadi penghubung antara ibu dengan janin. Tali pusat menjadi jalan masuknya makanan pada tubuh bayi. Dengan demikian saat dalam kandungan, tali pusat menjadi sumber kehidupan janin. Bahkan tali pusat dipercaya sebagai penghubung antara manusia dengan empat saudara yang lahir bersamanya (catur sanak)

Ada Apa dengan Tali Pusar yang Disimpan?

Yuk dimari kita pahami bersama tentang tali pusat/pusar. Agar tak ada keraguan, mari kita contek pengertian tali pusar dari wikipedia.  Apa yang tertulis disana?

***
"Tali pusat adalah jaringan pengikat yang menghubungkan plasenta dan fetus (janin).

Fungsi dari tali pusat adalah menjaga viabilitas (kelangsungan hidup) dan memfasilitasi pertumbuhan embrio dan janin Pembuangan senyawa sisa, serta pengangkutan oksigen, nutrisi, dan faktor pertumbuhan untuk janin berlangsung melalui tali pusat. Tali pusat tersusun dari 90% air dan terhubung dengan cakram intervertebral (80%) serta kartilago tulang rawan sendi (95%).

Setelah bayi dilahirkan, tali pusat umumnya dijepit dan dipotong kemudian dibiarkan terpapar di udara untuk pengeringan. Dalam waktu 24 jam, warna putih kebiruan dari tali pusat akan hilang dan menjadi hitam setelah beberapa hari.  Pengukuran gas tali pusat perlu dilakukan pada bayi yang lahir melalui proses bedah sesar untuk mengetahui kondisi kesehatan bayi.
Darah dari tali pusat telah dimanfaatkan sebagai sumber sel punca untuk mengatasi beberapa penyakit tertentu.

***
Ini beberapa catatan saya terhadap copy paste tersebut :
1. Tali pusar cuma sekedar jaringan pengikat saja

2. Fungsinya sudah dijelaskan di atas, banyak dan luar biasa.. masyaAllah itulah kuasa Allah swt sebaik-baik Pencipta. Namun saya tanya nih, tali pusar berfungsi sedemikian rupa saat dimana? Di dalam rahim atau setelah bayi dilahirkan kemudian tali pusar dipotong.. silakan jawab dengan akal sehat, bukan hawa nafsu, maupun ngikutin katanya..

3. Adalah kepastian, bayi lahir, tali pusar yang masih tersambung dengan plasenta dijepit lalu dipotong, terpapar udara kemudian mengering, berwarna coklat kehitaman. Selang beberapa hari kemudian tali pusar yang dijepit lepas dari pusat, kenapa? Karena pusat bayi sudah menutup. Bayi tak lagi membutuhkan fungsi tali pusar, tapi bayi membutuhkan ASI, betul tidak?

4. Tali pusar yang berwarna coklat kehitaman inilah yang biasanya disimpan.. Saya nanya serius nih, Siapa yang udah pernah menciumnya? Harum atau berbau? Higienis? Bebas bakteri?

5. Saya jelaskan kembali, baca kalimat terakhir, apa yang digunakan sebagai sel punca atau stem cell untuk mengatasi beberapa penyakit dari tali pusar? Darahnya atau tali pusar itu sendiri? Kalau pun disimpan, apakah sama proses penyimpanan dan pengobatan yang dilakukan dengan yang sudah menjadi kebiasaan sebagian orang? Kalau pun tali pusar yang disimpan sebagai obat sebagai stem cell di dunia medis, emang yang disimpan tali pusar yang dalam keadaan kering kayak kerupuk.

Kok tali pusar disimpan, kenapa?

Informasi yang banyak saya peroleh dari mereka yang menyimpan atau pun pernah menyimpan tali pusar tersebut, antara lain karena :
- Disimpan karena mengikuti apa yang sudah dilakukan orang tua atau leluhur mereka atau orang lain karena khasiat tali pusar.
- Disimpan karena permintaan orang tua
- Disimpan untuk dijadikan sebagai kenangan-kenangan kelahiran anak.
- Boleh anda tambah sendiri
Maka perlu saya sampaikan kepada kita semua tentang perkataan Allah swt ;
"Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab, “(Tidak!) kami mengikuti apa yang kami dapati pada NENEK-MOYANG kami (melakukannya),” padahal nenek-moyang mereka itu tidak mengetahui apa pun dan TIDAK mendapat petunjuk.” (Q.S: al-Baqarah: 170).

Artinya apa? Berarti apa yang kita lakukan dalam menyimpan tali pusar itu cuma ngikut doank dari apa yang dilakukan oleh nenek moyang sedang nenek moyang kita gak tau apapun dan gak dapat petunjuk. Lha! Kalau petunjuk tali pusar yang disimpan bukan dari Allah dan Rasul-Nya. Lantas dari mana sumber petunjuknya sehingga tali pusar yang disimpan dipercaya ada khasiatnya :
1. Diyakini bisa menjadi obat ketika anak sakit. Misal ketika anak demam, tali pusar direndam lalu airnya diminumkan.
2. Ketika anak lebih dari 2, tali pusar anak disatukan (dikumpulkan menjadi satu) gunanya untuk membuat anak akur, gak suka berantem sesama saudara, dan lain-lain
Jika petunjuknya bukan dari Allah dan Rasul-Nya berarti petunjuk itu datangnya dari Setan dan Wali-walinya. Na'udzubillahi minasy syaithoonirrojiim

Ada yang menyimpan untuk dijadikan azimat maka sudah berbuat syirik pada Allah.

Dan anda yang menyimpan sebagai kenangan-kenangan walau tak ada niat apa pun, maka yang berlaku adalah apa yang diyakini oleh orang lain melekat juga pada perilaku anda. Masihkan anda berpikir untuk tetap menyimpannya?

“Sama saja bagi kami, apakah engkau memberi nasihat atau tidak memberi nasihat, (agama kami) ini tidak lain hanyalah ADAT KEBIASAAN orang-orang terdahulu dan kami tdk akan diazab” (Q.S: asy-Syuara: 136-138

Intinya jika petunjuk tersebut bukan dari Allah dan Rasul-Nya, maka setan pasti memiliki peran yang besar. Jika setan punya peran besar, maka tali pusar yang disimpan bukanlah menjadi obat melainkan menjadi JIMAT.

Faktanya :
- Anak susah dinasehatin dalam kebaikan
- Suka ngelawan
- Gampang marah
- Dan lain-lain

Lha, buat orang tua yang pernah melakukannya, apa iya bisa diterima akal sehat? Saya ulangi kembali pertanyaan saya ; udah pernah mencium bau tali pusar yang sudah di simpan dan mengering? Tali pusar yang sudah mengering kemudian direndam, kayak apa gitu air dan tali pusarnya? Higienis? Aman bakteri?

Alangkah teganya memberi minum anak yang sakit dengan rendaman tali pusar. Boleh jadi bisa timbul penyakit baru, misal diare. Pak, ada yang sembuh kok! Emang sembuh gegara tali pusar? Boleh jadi emang demamnya sedang turun.

Tahun 2015, saya mengumpulkan data dari kuisioner MAT. Kuisioner tsb 100% diisi oleh keluarga yang anaknya berkebutuhan khusus. Ada sekitar 60% dari 46 keluarga yang mereka masih menyimpan tali pusar anaknya.

Yang dikumpulkan tali pusar anaknya menjadi satu :
- Anak malah sering berantem alias gak akur
- Ada malah yang membenci saudaranya sendiri
Jadi bertolak belakang dari kepercayaan yang diyakini.

Sahabat, tali pusar yang disimpan itu bukan jadi obat melainkan ia akan menjadi jimat, kenapa? Setan sangat menyukai hal-hal yang dijadikan mitos oleh sebagian orang

“Dan jika dikatakan kepada mereka, marilah kalian (mengikuti) kepada apa yang Allah turunkan kepada Rasul, niscaya mereka berkata, cukuplah bagi kami apa yang kami dapati BAPAK-BAPAK kami berada padanya. Apakah (mereka tetap bersikap demikian) meskipun bapak-bapak mereka tidak mengetahui sesuatu apapun dan tidak mendapat petunjuk?” (QS. Al-Maidah: 104).

Reaksi mereka yang membakar tali pusar yang telah disimpan. Saya cuma copy paste yang mrk wa/inbox ke saya :
1. "Tadi waktu baca ayat qursi sebelum bakar tali pusar tiba2 saya menangis sesenggukan. Ketika dibakar ada sesuatu yang keluar dari hidung"
2. "Baru sja orang tua sy membakar tali pusar sya.. dan badan pun terasa lbh ringan... emosi trsa lbh terkontrol... mungkin hanya sugesti.. tpi istighfar dzikir shalawat ttp sy baca dlm hati... Adik2 sy stlh dibakar tali pusarnya, merasakan panas diperut mrk... lalu sy minta istighfar dan alhamdulillah mrk lbh enak katanya..."
3. Sy nangis pas di bakar dada panas dan berdebar. Lumayan mesti berkali-kali bakrnya smpe jd abu pdhl d dlm ruangan apinya mati2 trus

Begitulah reaksi sebagian sahabat yang telah memusnahkan tali pusar. Anda atau ada keluarga atau teman yang kena gangguan jin bisa jadi karena tali pisar yang disimpan menjadi sarana buhul jin untuk mengganggu. Ada pun anda yang telah melakukan hal yang sama (meruqyah tali pusar lalu membuag atau membakarnya) namun tak merasakan apapun, maka bersyukurlah.. karena saya pun tak mengharapkan reaksi itu muncul. Yang penting dari itu anda meninggalkan sesuatu yang tak ada faedahnya sedikitpun.

Kenapa harus dibacakan ayat kursy lalu ditiup?
Sebenarnya gak harus ayat kursy yang dibaca, bisa ayat lainnya atau cukup bismillah lalu tiup. Tujuannya agar jin yang menjadikan tali pusar sebagai bentengnya atau perisainya kabur, sehingga dengan demikian perilaku yang disebabkan oleh jin pada anak tidak terjadi lagi.

Setelahnya kenapa harus dibakar?
Jika saat tali pusar yang lepas dari pusat anak langsung ditanam, maka saat ini harusnya tali pusar itu sudah tidak ada lagi atau hancur, maka dengan membakarnya bertujuan untuk mempercepat proses penghancuran tali pusar yang terlanjur tersimpan.

Bagaimana jika sudah pernah menyimpan lalu hilang?
Jika terlanjur hilang, cukup ditaubati saja.. mudahkan?

Terakhir dari saya terkait tali pusar yang disimpan :
- menyimpan tali pusar tidak ada syariatnya
- Tali pusar yang disimpan bukan menjadi obat malah berpotensi menjadi jimat
- Pertolongan Allah insyaAllah akan segera tiba jika tali pusar anak yang masih tersimpan dimusnahkan.
- Jangan jadikan tali pusar itu sebagai kenang-kenangan tapi jadikanlah anakmu qurrata a'yun, karena anak-anak kita kenang-kenangan yang sesungguhnya.
- Jika masih ada yang mau ditanyakan lagi silakan..

#Bolehdishare

Dikisahkan oleh Muhammad Taufik Full

Minggu, 30 Oktober 2016

Rainbow Maternity Shoot

0 komentar
Dr. Rizal Fitni bilang, kalau Si Jabang Beybeh ini bisa lahir tanggal 31 Oktober, berdasarkan pengamatan control sebelumnya yang menyatakan bahwa si bayi sudah matang dalam kandungan. Matang? Kayal manggan aja. Tinggal diunduh ya…. Xixixix………….



Lalu Dokter Amang juga berkata kalau si Bayi ini sudah masuk jalan lahir, jadi bisa lahir setiap saat. Nah, mumpung belum lahir, dan saya berada di masa-masa akhir kehamilan, maka ada baiknya bila segera melakukan maternity shoot. Hehehhehe……



Yah Seadanya saja, daripada gak ada. Dengan memberdayakan kedua adik sepupu yang nurut sama mbaknya ini (xixixi) maka kami melakukan sesi pemotretan. Wohohohoho………..












Photographer : Dinda @dindazet
Stylist : Dara @darafaradisa
Model : Me (and Bojo)
Dress : Beli di tanah abang. Xixiixi
Head Accessories : La Perle by Irna Mutiara
Innerveil : Irna La Perle by Irna Mutiara

Necklace : La Perle by Irna Mutiara

Sabtu, 29 Oktober 2016

Muslim Pregnant Lady Jedi

0 komentar
Sebagai penggila Star Wars, rasanya kurang afdol bila tidak memiliki gaun Jedi. Hehhehe... Mumpung adik beybeh belum lahir, dan ada gaun jedi yang perlu diberdayakan, maka perlu adanya eksekusi untuk melakukan maternity shoot ala Star Wars.


Dengan gaun mirip Jedi warna coklat yang dipadu cepol plus headband mbak Padme Amidala dari koleksi head accessories Irna La Perle memang klop sensasional, cocok banget.


Sayangnya pedangnya gak nahaaaan cyiiiin… Lightsaber murahan cuy. Kalau ada yang mau makai saya sebagai endorse, misalnya jualan lightsaber original, saya SANGAT bersedia.








 

 

Progestera Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template