Antara jam 10 sampai jam 2, kontraksi teratur tapi lupa guwehhh gak ngitung intervalnya. Pokoknya prinsipnya, makin sakit makin banyak bukaan, makin banyak bukaan makin cepat datangnya persalinan.
Dalam taraf ini aku sudah gak bisa nyuri waktu tidur lagi. Mbak ransum Catering datang lagi nanyain makanannya sudah habis apa belum sambil bawa makanan baru. Astaghfirullah, makanan yg tadi aja belum habis... Keadaan kayak gini wes gak mikir makan yo. Sakitt..
Ibukku masih berjuang membujukku supaya mau makan. Aku makan dikit tok dan kontraksinya sudah datang. Akhire aku ilfeel males makan soale sakit yo, trus gak enak kalau di mulut ada makanan pas kontraksi. Tapi ibukku dengan sabar masih bujuk-bujuk aku supaya makan. Aduh...
Kadang ada petugas ibu-ibu cleaning service masuk buat bersihkan kamar. Trus ibukku dan mas misua bojo dengan setia nungguin. Padahal jatahnya yang nungguin satu ya. Heheheheh.... Biarin. Kalau ada mereka, itulah suntikan kekuatanku. Mereka juga gantian sholat dhuhur, dan sudah boleh pakai kamar pasien. Masku yang pilihkan ruangan kelas satu, sesuai permintaan ku yang minta kamar yang isinya cuma satu orang pasien aja.
Mas misua dan ibuk ya makin terampil bantuin aku pipis. Ak sering minum, jadi kemungkinan pipis makin besar. Aku wes dalam taraf gak urus mau ketuban keluar apa gimana, kalau kebelet pipis ya wes pipis aja. Dan tiap ada darah di pipis, biasanya ada bukaan nambah.
Sambil ngaji surat Maryam ibukku kadang masih ngangkat telpon ngurusi bisnis mebel keluarga yang emang repot ya gak bisa ditinggal. Jadinya aku pegangan tiang infus kalau pas kontraksi selama mas misua bojo gak dampingi mungkin pas sholat.
Nah ibukku pun sempat telpon Bu Enab, sahabat SMAnya yang sekarang berdomisili di kota suci dimana aku gak jadi haji karena hamil Bang Zaki ini. Siang itu ibuk telpon ya, di mekkah masih subuh. Bu Enab sempatkan ke Haram dan berdoa di depan Ka'bah untuk mendoakanku.
By the way, saya pun sudah siapkan ngaji ruqyah untuk kelancaran persalinan yang menjadi backsound saya setiap waktu. Ruqyah ini dipercaya melancarkan persalinan. Ya bismillah ae kusetel setiap waktu termasuk saat menanti bukaan selama kontraksi.
Nah jam 2 diperiksa VT lagi. Berikut pemeriksaan tensi, detak jantung bayi maupun antibiotik dan infus kalau habis. Jam ini dan jam 10 tadi sudah gak diperiksa ala seismograf, jadi gak seberapa nyiksa. Tapi kontraksinya ya nambah sakitnya. Saat yang mendebarkan karena aku ywes gak urus rasa sakit dicek VT ya, harapanku bukaannya sudah nambah aja. Suster yang meriksa ya ganti lagi. Yawes manut ae siapa yang bertugas ya.
Dan setelah dicek, masih bukaan dua, hampir tiga. Fyuuuh... Sakitnya makin jadi tapi bukaannya tetap belum banyak. Lambat ya, satu demi satu. Yang kupikirkan aku bisa sabar dengan sakit ini. Tapi apa waktunya cukup sebelum 1x24 jam?
Menanti pengecekan jam 6 sore. Empat jam setelah jam 2.
Kupasrahkan semuanya sama Allah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar