Kamis, 23 Februari 2017

Fimosis...

0 komentar
Berhubung dagu pentol masih gak jelas ini kok gak seberapa mau mimik, emaknya penasaran. Apalagi dua saudari sepupu dagu pentol kena tongue tie. Emaknya ini curiga mungkin bukan karena tongue tie, tapi liptie, mengingat mulutnya yang lucu itu lincip kayak paruh burung.

Browsing-browsing, nemu dokter dini di rs kendangsari merr yang mengerti tentang frenotomi sekaligus konselor laktasi. Waah seru yaa..

Akhirnya berangkatlah dagu pentol ke surabaya seperti biasa sama oma luluk tersayang dan cak imam the driver. Emaknya ini agak naik asam lambungnya jadi sepanjang hari kudu muntah terus mirip kayak hamil. Demi bayek, segala upaya dilakukan wes.

Sesampainya di surabaya, kami istirahat dulu sambil nunggu bapaknya kabur dari kantor. Trus ditinggal oma kulakan kain gelondongan bentar di slompretan.

Dokter dini tulisannya buka jam 9, tapi baru datang jam setengah dua belas atau bahkan setengah satu. Pagi jam 7 ambil nomor antrian dulu. Dapat antrian nomor 10. Datang ke lokasi Nanti aja pas baru praktuknya dimulai.

Perjalanan ke rs kendangsari merr makan waktu sekitar setengah jam sampai dua pertiga jam, sampai sana sudah nomor 9. Pas brati. Tukang parkirnya namanya zakaria. Sama dengan dagu pentol ya.


Masuk rs bentar langsung dipanggil antrian nomor 10.

Masuk ruangan langsung disapa dokter dini dengan ramah. Orangnya modis banget dengan jilbab turban dan heels rendah dengan ujung lancip.

Dengan ramah dokter dini pun langsung memeriksa dagu pentol setelah mendengar keluh kesah kami.

Dagu pentol bingung-bingung gimana gitu waktu diperiksa. Mana areke ngguyu-ngguyu juga pas dikudang dokter dini, seperti biasa.

Ternyata liptie, tongue tie aman. Tapi  Dokter dini iseng aja meriksa penisnya. pas diperiksa ternyata dagu pentol phimosis sodara-sodaraaa...

Fimosis afalah keadaan dimana lubang penis terlalu kecil. Ini murni karena pemberian dari Yang Mahakuasa, jadi bukan karena bedak atau apa-apa yang seperti abu dagu pentol bilang.

Fimosis akan mengakibatkan susah pipis bagi penderitanya, dan kalau parah bisa berujung infeksi, dan si anak bisa demam bahkan muntah-muntah karena gangguan pencernaan.

Untuk mengatasinya, dianjurkan untuk khitan.

Khitan.
Hah?!!
Khiiitaaannn????!?!?!?!?!?

Anakku yang nasih segede upil itu harus khitan????!!!?? Allahuakbar... kasiannya nak.. gak tega aku. Sebenernya trga aja sih, cuma gak ada pengalaman khitan gitu lho, secara ya gak punya sodara cowok sama sekali... ampun dah guah..

Dokter dini menyarankan khitandi RS. PHC, dimana RS ini memiliki layanan unggulan dalam khitan.

Selain itu aman semuanya.

Cuma emaknya ini masih shock.

Makanya dia sering nangus tiba-tiba gak berhenti. Mungkin itu penyebabnya. Trus keinget deh kalo abu dagu pentol dulu juga khitan pas bayi. Heh???!?!??! Genetis nih.

Trus dalam kekagetanku akan datangnya momentum khitan yang terlalu cepat ini, dokter dini menawarkan vaksin untuk si bayek. Bulan ini memang jadwalnya vaksin pcv dan rotavirus. Bahkan hari jumat besok maunya ke dokter retno.

Trus kutanya berapa. Total 1.100.000. Sedangkan di jombang yital 1.300.000. Wah lumayan nih hemat 200 ribu dong. Hehhehe.... langsung iyes aja gueh tanpa ba bi bu.

Seperti biasa momen suntik bikin ibuknya ini nangis. Dagu pentol nangis di tempat, keiris-iris rasanya hatiku.

Trus dilanjut tetes vaksin rotavirus. Warnanya putih, kayak cairan gula tapi bening yang kental gitu.Pas dikasih dagu pentol agak stres. Katanya sih gak enak. Berhubung emaknya ini sudah gak sabar pengen nyayang anaknya yang nangis ya.... akhirnya digendong dulu wes.

Setelah selesai semua kami berterimakasih pada dokter dini dan berpamitan. Bayar admin dan segera minggat dari lokasi untuk melanjutkan perjalanan kulakan kresek. Hehehhe....

Tapu berkecamuk di kepalaku.
Si abu dagu pentol nih harus nyari info ya ke phc. Sama nanya sahabatku tentang anaknya yang juga sunat saat bayi.


Rabu, 22 Februari 2017

Malik dari Tengkurep Amatiran

0 komentar

Sore ini dagu pentol kutinggalkan dalam keadaan tengkurep di kasurnya abah dan oma.

Setelah kurasa aman, kutinggal ngintip kak mila yang lagi daily activities maraton nonton harry potter dulu di ruang tengah. Dari pintu kamar abah dan oma, kupastikan dia bangkit dari singgasananya untuk pipis supaya gak ngompol.


Eeeee... Saat kubalik badan, si dagu pentol sudah berubah posisi sodara-sodara. Dia sudah bisa malik sendiri. Saya gak lihat prosesnya tadi. Gile. Sekejap saja. Untung dia posisinya di tengah kasur begitu. Kalau di pinggir gimana??? Waduh.

Wah wah bahaya nih kalau ditinggal sekejap gitu. Meski si mulut lincip masih dalam taraf amatir, tapi harus disadari kalau sudah masuk dalam fase bahhayya dan waspada tingkat tinggi.

Jumat, 17 Februari 2017

Tengkurep for the first time

0 komentar
Baru dua hari ini mimik agak lumayan. Mungkin tenggorokannya membaik.


Sore menjelang maghrib, tengkurep sendiri. Trus bilang bapaknya, dan tengkurep di depan bapaknya!

Sori no photo process, soalnya gupuh ngguyu.

Selasa, 14 Februari 2017

Radang tenggorokan 3.0 : Badai Belum Berlalu

0 komentar
Radang tenggorokan masih berlanjut. Si dagu pentol masih nolak mimik dan hanya mimik kalau pas bubuk aja. Makan tangan masih berlanjut, makin lahap malah.

Meski ceria seperti biasa, kalau sudah waktunya mimik, jam lapar pun ditawari mimik masih susah. Selalu mengo ke arah lain. Aakhit.ya nangis kelaparan, trus minta gendong, trus bubuk. Pas bubuk baru dimimiki. Gt terus setiap hari setiap waktu.

Akhirnya dagu pentol tuman gendong.

Nah, hari ini dagu pentol malah lebih hebat lagi : saat bubuk pun gak mau mimik. Sensasional banget kan. Akhirnya terpaksa dipipeti sambil mancal-mancal gitu.


Sudah gak sabar lagi aku ke dokter retno lagi. Mumpung oma belum berangkat ke singapur buat periksa mata membran kataraknya. Masio papi dagu pentol baru besok datang, oo sudah gak sabar lagi aku.

Besok hari coblosan, jadi dokternya tutup. Mau gak mau sore ini berangkat. Dianter cak den. Bertiga sama oma, seperti biasa.

Sampe sana hohoho rame sodara-sodarahhhh. Tapi dokternya belum datang. Uhuy. Timbang berat turun se-ons. Dari 7,3kg ke 7,2 kg. Uhuk huk huk... Nangis.

Sembari menunggu, seperti biasa kami nangkring di ruang pijet untuk menyusui. Siapa tau si dagu pentol pas ditawari trus mau gitu yes. Sempat nangis jejeritan gak mau mimik. Masuknya dikit. Dikit. Alhamdulillah. Nangis...


Dagu pentol kayaknya bener-benerr terpesona sama wallpaper dan interior di ruang spa dan pijat bayinya graha tumbuh kembang. Terbukti matanya gak bisa lepas dari gambar-gambar lucu itu. Nuansanya pink. Kalau laki-laki yang spa gimana ya... Apa pink juga akhirnya...


Akhirnya dokter datang dan kami menunggu giliran. Tambah rame aja itu prakteknya, bisa jadi juga karena besok libur, jadi semua pada buru-buru ndandakno anake ben gak kasep.

Masuk ke dokter, seperti biasa kami berkonsultasi. Sambil cek ini itu dikit.


Dokter retno nanya apa anaknya dipaksa mimik. Kalau aku sih gak pernah, cuma nawari mimik dengan segala cara supaya mau, bahkan dengan pose kayak sapi wez.
Nah, kalau sama oma biasanya didulek-dulekno putingku gitu. Nah rupanya, si bayek ini jangan dicekoki paksa gitu, nanti akan mengakibatkan anak trauma dan mikir kalau mimik adalah kegiatan yang mengerikan.

Rupanya bayi akan mimik bukan karena segi rasa. Tapi ada faktor psikis juga yang mengakibatkan anak gak mau. Makanya piring makan anak banyak yang bentuknya lucu, Karena merangsang mereka untuk senang makan. Bagi mereka rasa nomor dua, nomor satunya mood. Kalau feelnya gak dapet ya gutbay. Mogok wes.

Saag diperiksa, tenggorokan bayek masih agak merah, meski gak semerah kemarin. Dokter retno tegap bersikeras untuk tidak memberikan antibiotik karena gak bagus buat procotnya. Sedangkan gantinya diberi penambah nafsu makan yang mereknya zamen.

Lalu mengenai mlenthing-mlenthing rumah peri, si emak ini harus perhatikan habis makan apa saat muncul rumah peri ini. Bisa jadi alergi dan harus diruntut siapa yang alergian. Dan saya adalah pelakunya. Hahahahaha.... nangis.

Bekas luka yang menghitam meski gak dikliwek juga menandakan karakteristik yang diwariskan ortunya. Soalnya kemarin dagu pentol digigif nyamuk dan gak kuapa-apain, tapi tetap mbekas. Lha itu warisan dadi sayahhh jugakkk...

Overall semuanya bagus. Disabari aja. Gt katanya.

Keluar ke dokter, bayar admin sama obat. 120rb. Hohoho untuk kesekian kalinya obatnya habis. Dan harus nyari di apotek merdeka. Kalau di merdeka gak ada ya wassalam. Karena apotek merdeka adalah apotek terlengkap di jombang. Kalau di apotek merdeka gak ada maka seluruh jombang gak ada. Gitu.

Pas keluar, sempat ketemu bu sri pemilik warung giri jaya. Sama mas ali, kakak kelasku sejak TK sampai SMP beserta istri dan anaknya yang berumur lima bulan plus lagi batuk. Oma dengan bangganya bilang ke bu sri giri jaya kalau dagu pentol full asi lhow.

Pulang pamitan, buru-buru soalnya sudah magrib dan dagu pentol sudah ngantuk. Jamnya bubuk sih.

Dijemput cak joko. Trus cak joko bilang kok gak sendirian aja, kok masih sama oma. Trus cak joko tak jewet kuecil sampe njingkat orangnya. Gemez aku.

Ayo mimik lagi nak, yang banyak ya...

Kamis, 09 Februari 2017

Suntik varisela part 2 plus radang tenggorokan 2.0

0 komentar
Si dagu pentol sudah gak mau mimik ibu tiga hari. Setiap dikasih mimik, awalnya mau trus dilepas sambil nangis. Gitu terus. Mau mimiknya cuma pas bubuk, pas gak sadar. Akhirnya emak oma sama abinya gantian gendong supaya kalau nangis trus capek trus bubuk.


Emaknya ini curiga kalau-kalau jangan-jangan bisa-bisa kena radang tenggorokan kayak periatiwa kemarin karena polanya sama : dalam fase oral makan tangan, gak mau mimik dan tiap mimik rewel dilepas melulu.

Akhirnya karena sudah gak sabar dan emaknya ini juga jadwal suntik varisela lanjutan, jadi sekalian aja ke dokter retno di graha tumbuh jembang jombang.

Awalnya hanpir gak jadi berangjat karena dagu pentol lagi bubuk cantik soaknya semaleman begadang. Ee tiba-tiba dia bangun jadi langsung wer dor aja berangkat.

Seperti biasa dianter cak den atau cak joko. Rupanya jali ini kebagian dianter cak den tapi dengan mobilnya cak joko.

Sesampainya di sana banyak pasien terkapar karena menunggu kedatangan dokter retno yang rupanya masih menangani pasien bermasalah di RSUD swadana jombang. Jadi belum datang dan belum mulai apa-apa. Berat ditimbang 7,28 kg. Sukur msh nambah meski sakit..

Sambil nunggu, saya beli pecel kebon rojo yang dekatnya cuma sak critan dari dokter retno untuk aba faruq tercinta. Plus wedang jeruk anget sebagai pelipur lara dan penambah multivitamin.

Oo sesampainya di sana si dagu pentol masih pake acara dipaksa-paksa mimiknya di ruangan spa.


Dokter retno datang dan pasien bergantian masuk dengan kilat. Rupanya masih mau nangani pasien yang sakit tadi.

Masuk di ruangan, dokter retno bilang ayo cepetan gitu. Jadi lupa semua apa yang mau dikonsultasikan. Hadoooo


Setelah diperiksa, dagu pentol memang radang tenggorokan lagi. Oala maaaak... Sudah sering dilap tangannya masih juga rafang pasca obat habis? Harus apa hambaaaaa.......

Kasian zaki... Dagu pentolku....

Kali ini dokter retno cuma resepkan puyer pereda tenggorokan, tanpa amoxan. Gak tau ya kenapa. Apa supaya gak kebanyakan antibiotik gitu?

Setelah itu dagu pentol pun kembali digendong oma, dan emaknya ini pun dieksekusi suntik variselanya.

Nah seperti biasa sambil agak ketakutan dan berdasarkan suntikan pertama yang gak sakit, saya lebih rileks kali ini. Sudah request juga jarum yang paling kecil. Sun dagu pentol dulu untuk tambahan semangat. Tapi ternyata suntikan kedua ini sakit.........

Keluar dari dokter bayar obat dan vaksin dulu. Variselanya 600ebor dan biaya dokter plus obat dagu pentol 140ebor. Obat vitaminnya zaki kata susternya lagi kosong disuru beli di apotek merdeka...

Pulang akhirnya dijemput sama cak den. Dan harapan besar kuberikan untuk obat semacam puyer ala fluimucil tapi dalam dosis kecil..

Sampe rumah ternyata aba sudah sarapan. Capek deh pecelnya gak dimakan.

Kamis, 02 Februari 2017

Aqiqah Si Mulut Lincip 2.0 di Panti Asuhan As-Solihin

0 komentar
Dalam tuntunan islam, aqiqah untuk anak laki-laki berupa dua ekor kambing.

Berhubung si dagu pentol sudah aqiqah di panti asuhan ad-durunnafis kemarin, sekarag giliran aqiqah di panti asuhan as-solihin. Maksudnya biar bagi-bagi rejeki gitu, biar makin banyak yang doakan.

Lalu abu dagu pentol pun bayarkan sejumlah dana untuk aqiqah kepada pak zaini selaku yang berwenang di panti as-solihin tersebut.

Maunya dipakai untuk pengajian  rutin maksud kami, tapi pak zaininya bilang biasanya anak-anak disini gak tedhas makan kambing. Seringnya diolah dalam bentuk nugget, bakso, atau aneka makanan lain yang jadi persediaan dimasukkan freezer. Jadi bentuk pengelolaan makanannya berupa persediaan.

Kata pak zaini, Kalau gak gitu anak-anak ya gak bisa makan. Harua pinter-pinter ngatur stok makanan.

Oo gitu ya. Bener juga sih.

Maksud kami, sembelihnya besok saja sekalian setor nama.

Esoknya kami kesana, katanya kambing sudah disembelih sama santrinya.

Hah????!???
Kok gak bilang???!!! Trus niatnya gimana???

Katanya pak zaini, bismillah aja.

Padahal ada tata caranya lho sebenarnya. Meski sunnah tapi yo tetap ada protokolernya lah. Tata cara maksudnya.

Disunnahkan saat menyembelih binatang untuk ‘aqiqoh dengan membaca:

بِسْمِ اللهِ ، اللَّهُ أَكْبَرُ ، اللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ ، هَذِهِ عَقِيقَةُ فُلاَن

Bismillah Allahu Akbar Allaahumma minka wa laka, haadzihi ‘aqiiqotu fulaan (Dengan Nama Allah, Allah adalah Yang Terbesar, Ya Allah ini dariMu dan untukMu. Ini adalah aqiqoh fulaan)
Penyebutan ‘fulaan’ itu diganti dengan nama anak yang diaqiqohi tersebut.


Hal ini juga ditunjang oleh pendapat seorang Tabi’i Qotadah, yang menyatakan:

يُسَمِّى عَلَى الْعَقِيقَةِ كَمَا يُسَمِّى عَلَى الأُضْحِيَّةِ : بِسْمِ اللهِ ، عَقِيقَةُ فُلاَنٍ

Mengucapkan bismillah saat (akan menyembelih) aqiqoh sebagaimana mengucapkan bismillah pada binatang kurban, dengan mengucapkan: Bismillah, aqiqoh fulaan (riwayat Ibnu Abi Syaibah dengan sanad yang shahih, para perawinya adalah rijal al-Bukhari dan Muslim)

meski sudah bismillah tapi ya apa gak disebutin namanya?? Wong belum setor nama.

Wes kapok. Gak recomended lah nyerahin aqiqah di situ. Konsep penyimpanan makanan buat persediaaN patut diacungi jempol. Tapi mengecewakan donatur ini lho yang gak sip.

Masih bagusan yang di Ad-Durunnafis kemarin.
 

Progestera Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template