Karena ini imunisasi campuran dan insyaallah serumnya gak bikin demam, jadi agak mahal yey, 900ribu rupiah saja. Hix.... bisa buat beli kalungnya la perle yes...
Awalnya si dagu pentol mau diimunisasi pagi saja. Kuatir rewel pasca imunisasi. Ternyata si mulut lincip ini tidur sampe siang dan gak bangun-bangun. Mungkin dia tau ya kalau mau disuntik. Hehhehe..... dan kok yao kebetulan juga dokter retnonya tutup lebih awal dengan pasien yang sedikit. Lagi sehat semua rupanya anak indonesia jombang pagi ini.
Akhirnya diputuskan si dagu pentol imunisasi sore saja, karena kalau besok pagi, dokter retnonya libur dan ke luar kota.
Sore itu hujan lebat, deras sekali. Sukur deh bukan hujan angin. Karena cak sul g masuk, jadi minta dianter cak joko naik pick up brundul karena cak den lagi ada muatan.
Sepanjang perjalanan dari rumah ke kebon rojo tempat graha tumbuh kembang dimana dokter retno praktik, hujan makin deras dan si dagu pentolnya malah bubuk. Jadi makin gak tega yes.
Sesampainya disana, pasien yang datang cuma dua termasuk dagu pentol. Dokter retnonya belum datang dan si dagu pentol masih bubuk dengan damainya. Mbak-mbak admin ngrumpi dengan serunya. Ditimbang berat dagu pentol, rupanya masih 7kg pas. Haduh. Kok gak naik...
Sesaat kemudian, Dokter retno datang dengan kehujanan dan langsung dimulai ptaktiknya dengan pasien yang datang sebelum si dagu pentol.
Setelah pasien itu selesai akhirnya tibalah giliran dagu pentol untuk dieksekusi. Kasian nak... maafkan ibuk ya... apalagi dia lagi enak-enaknya bubuk trus diganggu gitu ta? Nangis....
Awalnya si dagu pentol dibaringkan dan dibangunkan dari tidur cantiknya. Diperiksa apakah ada masalah dalam kesehatannya. Tenggorokannya yang sakit kematin diperiksa. Oo oke semua saatnya persiapan imunisasi dan emaknya ini langsung kabur ke luar karena gak tega.
Sebentar gitu kedengaran si dagu pentol nangis. Keiris gitu hatiku. Trus aku masuk lagi ke ruang praktek. Si dagu pentol sudah gak nangis lagi karena disayang oma.
Setelah konsultasi sebentar, perihal ngengek bayi yang merah, lalu kami keluar dan membayar administrasibdan biaya imunisasi di resepsionis.
Saat kami membayar administrasi dan menunggu jemputan cak joko, para pasien lain mulai berdatangan. Wajarlah karena hujan mulai reda. Si dagu pentol masih di aja di gendongan oma, mungkin karena masih shock.
Sambil menanti, saya pun sempat berkonsultasi dengan mbak-mbak admin mengenai imunisasi selanjutnya. PCV dan Rotavirus yang totalnya 1,300jt. Waah seharga la perle lagi yang lebih mahal ya. Sedangkan saya dijadwalkan suntik varisela lanjutan tanggal 10. Wuih, ndredheg gitu yaaa....
Kuatkan kami yaa Allah...